Jawaban:
Tentara Belanda merebut benteng Fort Kuto Reh pada 14 Juni 1904 di tahap-tahap akhir Perang Aceh yang berlangsung selama 30 tahun. Perang Aceh menjadi salah satu perang dengan durasi paling panjang dalam sejarah dunia.
Tentara Belanda merebut benteng Fort Kuto Reh pada 14 Juni 1904 di tahap-tahap akhir Perang Aceh yang berlangsung selama 30 tahun. Perang Aceh menjadi salah satu perang dengan durasi paling panjang dalam sejarah dunia.Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 awalnya hanya untuk berdagang rempah-rempah dan disambut baik.
Tentara Belanda merebut benteng Fort Kuto Reh pada 14 Juni 1904 di tahap-tahap akhir Perang Aceh yang berlangsung selama 30 tahun. Perang Aceh menjadi salah satu perang dengan durasi paling panjang dalam sejarah dunia.Kedatangan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 awalnya hanya untuk berdagang rempah-rempah dan disambut baik.Namum lama-lama mereka menerapkan kolonialisme dan imperalisme yang ingin menguasai Indonesia.
Karena pada masa itu Indonesia merupakan negara penghasil rempah-rempah di dunia yang dimiliki nilai jual tinggi.
Karena pada masa itu Indonesia merupakan negara penghasil rempah-rempah di dunia yang dimiliki nilai jual tinggi.Sehingga muncul perlawanan kepada negara penjajah di berbagai daerah. Kondisi tersebut berlangsung cukup lama sebelumnya akhirya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.
Hanya saja perjuangan yang dilakukan di berbagai daerah mengalami kegagalan dan mampu ditaklukan.
Faktor kegagalan
Faktor kegagalanDikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.
Faktor kegagalanDikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni:
Faktor kegagalanDikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni:Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak.
Faktor kegagalanDikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni:Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak.Secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya. Sehingga kalah dalam persenjataan.
Faktor kegagalanDikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni:Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak.Secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya. Sehingga kalah dalam persenjataan.Dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan.
Faktor kegagalanDikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni:Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak.Secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya. Sehingga kalah dalam persenjataan.Dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan.Bersifat sporadis atau musiman.
Faktor kegagalanDikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sebelum abad ke-20 perjuaangan dan perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan.Ada beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni:Perjuangan bersifat lokal atau kedaerahan tidak secara serentak.Secara fisik menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya. Sehingga kalah dalam persenjataan.Dipimpin oleh tokoh-tokoh karismatik, seperti tokoh agama, atau bangsawan.Bersifat sporadis atau musiman.Efektifnya politik adu domba (devide et impera).
Penjelasan: